Disebuah padang rumput yang luas, angin berhembus menerbangkan tiap
dedaunan yang gugur dari pohon. Musim akan mulai berganti. Itu artinya
waktu keberadaanku disini akan semakin menyempit. Aku hanya gadis
sebatang kara. Apa yang harus aku lakukan?
aku tidak mengerti kenapa aku bisa terjebak disini. sudah bertahun-tahun namun tetap saja semua terasa asing. ibu dan ayahku telah lama pergi. aku tidak tau kemana mereka, aku hanya tau kalau sekarang aku hidup dengan orang-orang yang sama sekali tidak aku kenal. ini memang aneh. setiap aku bertanya dimana kedua orang tuaku, mereka hanya tersenyum lalu membelai rambutku dengan sayang.
hari demi hari berlalu, pertanyaan kenapa? bagaimana? sejak kapan? semuanya perlahan terlupakan. sekarang aku telah mengerti, orang-orang disini adalah keluargaku.
Disini indah, aku suka tempat ini. Aku ingin tetap disini. Seseorang tolong aku, bantu aku agar aku tidak pergi. Karena aku tidak ingin kemana-mana.
"kau tidak akan pergi" sebuah suara mengagetkanku, seorang laki-laki
bertopi hijau muncul dari balik pohon. Dia tersenyum lalu berbaring
disampingku. "aku melarangmu pergi. Berarti sekarang kau akan tetap
disni. Bersamaku"
"apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti"
dia tidak menjawab apapun. Lalu kami sama-sama terdiam. Dia hanya
menatap langit lalu sesekali menggerakkan tangannya ke arah
bintang-bintang disana seperti sedang menulis sesuatu. "kau percaya pada
mitos yang mengatakan jika kau menulis nama orang yang kau sukai. Maka
kalian akan bersama" ucapnya diselangi dengan senyuman. Aku terkejut
lalu menggelengkan kepala. "sama. Aku juga tidak mempercayai itu. Ah
sudah malam, sebaiknya kau pulang" dia bangkit dari posisinya lalu
berjalan pergi. Aku mengikutinya dari belakang.
--
pagi hari, ketika aku hendak pergi kehutan untuk mengambil beberapa
dedaun herbal, sekelompok orang aneh mencegatku. Mereka tersenyum
seperti serigala yang bertemu dengan mangsanya. "nona manis mau kemana?"
ujar salah satu dari mereka lalu mencolek daguku. Cih menjijikan! "mau
apa kalian? Sebaiknya kalian pergi karena aku mau ke hutan" mereka
tertawa membuatku semakin muak. Aku berjalan tanpa memperdulikan mereka.
Tapi tiba-tiba tanganku dicengkam oleh dua orang dari mereka.
"lepaskan!" pintaku sambil memberontak. "galak sekali" seseorang
bertubuh tinggi berjalan mendekatiku. Dia tertawa, langkahnya semakin
dekat. Lalu ...
"jangan sentuh dia atau kalian aku terima hadiah dariku" seru
seseorang bertopi hijau sambil memegang panah. Dia ... Bukankah dia ...
"bocah! Beraninya kau. Sini turun kalau berani"
----
"aw, itu sakit tau"
"cerewet. Kalau tidak diobati segera nanti lukanya semakin parah"
dibawah pohon pinus, aku dan orang ini duduk berhadapan. Wajahnya
membiru dan ada beberapa luka ditangan. "bodoh. Kenapa kau menolongku?
Liat sekarang akibatnya" omelku sambil mengobati lukanya.
"ada yang salah jika aku mau menolongmu. Lagi pula jika aku tidak
datang mungkin tadi kau sudah dimakan" jawabnya. Aku terdiam. Benar apa
yang dia katakan. Apa yang akan terjadi padaku jika dia tidak datang.
Mungkin aku sudah mati. Yang benar saja, aku tidak mau mati konyol.
"namaku peter dan kau?"
"lilia"
"nama yang bagus. Lilia, bukankan itu nama bunga?"
"ya begitulah"
------
berawal dari pertemuan pertama lalu bertemu kembali, memulai obrolan
kecil dan kini kami menjadi dekat. Benar-benar waktu yang singkat untuk
sekedar tau satu sama lain.
--------
"sewaktu kita pertama kali bertemu kau bilang tidak mau pergi.
Memangnya kau akan pergi kemana?" tanya peter ketika kami berada
ditempat yang sama ketika kami pertama kali bertemu.
"oh itu, aku ingin mencari tujuan hidup. Menemukan masa depan, seperti itulah"
"maksudmu jodoh?"
"itu salah satunya. Sekarang aku hidup sebatang kara. Aku ingin
punya seseorang yang bisa bersamaku setiap saat. Aku bosan terus
sendirian"
" benarkan? Lalu apakah kamu sudah menemukannya?"
"tidak. Karena kau melarangku pergi, jd aku tidak bertemu dengan orang itu"
peter menatapku sejenak lalu bersenyum. Senyuman yang aneh. "besok
temui aku lagi disini. Kau pasti akan bertemu dengan apa yang sedang kau
cari"
lalu peter pergi meninggalkanku.
Hari ini dia tampak aneh. Tapi kenapa jantungku berdebar seiap dia tersenyum? Dan kenapa aku sangat senang ketika dia disisiku?
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking